Friday 11 November 2022

Merawat Kesedihan

Di bawah naungan derai hujan
Akhirnya aku menulis lagi
Masih berselimut sunyi
Masih berteman hitamnya kopi 

Di penghujung malam
Awan hitam menari di atas kepalaku
Dan kesedihan datang mengetuk pintu

Tanpa kubuka pintu itu terbuka sendiri
Menerobos masuk
Menghujam jantung
Kemudian merongrong batinku

Kini ia pun menetap dalam tubuhku
Dan sebisa mungkin akan kusirami setiap hari
Memberinya pupuk terbaik
Agar ia tumbuh subur sebagai pengingat

Ingin rasanya mengulang hari
Ingin kuperbaiki
Dan jika memungkinkan
Ijinkan aku menerima semua deritamu

Andai aku menyayangmu lebih 
Mungkin duka padamu hanya sebuah ilusi
Andai aku menyayangmu lebih dari ini
Mungkin harimu tak berisi derita yang kian berulang

Di bawah pijar lentera di sarang ternyamanku
Kutitip seutas harap pada angin
Semoga lirih hembusnya tiba di meja sang pencipta
Dan kicau burung dikepalaku tersampaikan

Maaf untuk segala keterbatasanku
Semoga semesta memberi yang terbaik
Salam cinta tanpa syarat

Friday 29 July 2022

Berlalu

Saat dia bersedih, aku ada
Saat ingin bercerita, aku ada
Dia berkata nyaman bersamanya, aku tersenyum
Dia berkata bahagia bersamanya, aku bersyukur

Sepertinya semesta tak lagi merestu
Atau mungkin tak lagi butuh aku
Haruskah kubunuh rasaku

Entah harus bahagia atau tidak
Mendengarkan orang yang kita cintai
Menceritakan orang yang dia cintai

Aku bahagia asal dia bahagia
Mungkinkah itu level tertinggi perihal mencintai
Atau hanya sandiwara yang sarat afirmasi

Kini pelan-pelan pergi menjauh
Jauh tinggalkanku di sini
Haruskah kutangisi kepergianmu kasih

Pergilah
Aku rela tak lagi menjadi idolamu
Pergilah
Aku rela hatimu tak ada lagi aku
Pergilah
Ku ikhlaskan indah hari tua bersamamu

Friday 24 June 2022

Oneiroi

Semalam ia datang
Memeluk lalu mencium bibirku
Aku membalasnya

Ia mengatakan ini yang terakhir
Aku diam saja

Peluknya makin erat
Air matanya menetes di pundakku
Aku mengusap kepalanya
Merangkulnya ke tangga menuju kamar

Ia duduk di tepi kasur
Masih menangis

Aku turun mengambil minum
Jelo menghampiri sambil mengibas ekornya
Mungkin ingin tahu apa yang terjadi

Aku kembali ke kamar
Ia masih menangis

Terdengar suara adzan
Hari masih gelap
Sayup ayam bersenandung menanti mentari

Aku duduk didekatnya
Meletakkan bibir gelas ke mulutnya
Ia minum tapi hanya sedikit
Tak lama setelah itu berhenti menangis

Ia menjatuhkan tubuh di kasur
Menarikku lalu merebahkan kepala di dadaku
Aku mengusap-usap rambut coklatnya

Ia tak mengeluarkan sepatah katapun
Aku masih menatap langit-langit
Masih terus mengusap kepalanya
Ia terlihat lebih tenang setelah berbaring di dadaku

Ia terpejam
Aku terpejam
Dunia menghitam
Kami terlelap

Tanpa instruksi cahaya mentari menyelinap masuk
Menggerayangi seluruh wajahku
Aku terbangun dari tidur
Sendiri, ya hanya seorang sendiri

Entah kemana ia pergi
Yang jelas tak lagi ada di sini

Aku bangkit dari kasur
Memandang beberapa tanaman kaktus
Mencoba mengingat apa yang terjadi
Kemudian tersenyum

Tuesday 15 February 2022

Maaf

Ekspektasimu memberi luka
Hingga akhirnya meresap di kepala
Bukan menjadi tanggung jawabku

Maaf jika masih kecewa yang tersedia
Biar kucari kebahagiaanku
Meski di ujung waktu tak kutemui bahagia itu

Biar kutelan semua pilu
Biar kutanggung semua jalan hidupku

Aku ingin menjadi manusia merdeka
Tanpa secuil komando
Tanpa kumpulan asa penghuni isi kepala manusia lain

Biarkan kududuk dengan caraku
Biarkan kuberlari sesuai inginku
Maaf jika ekspektasimu tak terpenuhi

Perjalanan setiap manusia tak mungkin sama
Biarkan tangis datang pada waktunya
Biarkan tawa tiba sesuai inginnya

Maaf jika bisu menjadi pilihan
Maaf jika keakraban kian memudar

Wednesday 26 January 2022

Tentang Seseorang

 Lima tahun berlalu
Ia tumbuh dengan bahu yang lebih kuat
Dan hati yang lebih lapang

Perjalanan hidupnya mengajarkanku
Tentang hidup seperti roda yang terus berputar
Tak bisa henti pada posisi yang diinginkan

Aku menyaksikan hidupnya bak puteri kerajaan 
Di mana inginnya selalu terpenuhi
Mungkin hanya secuil pinta yang tak terkabulkan

Di suatu pagi malaikatnya pergi untuk selamanya
Aku melihat separuh jiwa dalam dirinya ikut hilang
Ditelan kepedihan yang mendalam

Selain malaikat yang pergi 
Kerajaannya pun mulai ditelan kerasnya kehidupan
Yang mengantarkan kepedihannya mencapai dasar lautan

Kerajaan terpaksa ditinggalkan begitupun sang pangeran
Kemudian mencari istana baru di daratan lainnya

Istana baru tentu saja cerita dan perjalanan baru
Tanpa sosok pangeran
Tanpa gelar puteri kerajaan seperti sebelumnya

Sekuat hati ia melanjutkan jalan hidupnya
Penuh keringat perjuangan
Melawan kemarau yang menggerogoti sumur air matanya

Luka demi luka dilalui
Tangis demi tangis tercukupi
Hingga ia berdiri sempurna dengan kakinya sendiri

Kebanggaanku untuknya lahir dengan sempurna
Untuk ketabahannya
Untuk perjuangannya

Beberapa tahun berlalu
Duka citanya perlahan siuman 
Begitupula luka perpisahan dengan sang pangeran 
 Berhasil disembuhkan oleh sosok yang lain

Sialnya luka itu disembuhkan oleh sosok yang salah
Hingga menimbulkan luka baru untuknya

Namun angin memberi kabar manis padaku
Bahwa ia masih memupuk hubungan baik dengan sang pangeran

Pangeran yang sempat menggantikan peran malaikatnya
Pangeran yang selalu terbuka menerima kepulangannya
Pangeran yang selalu mencintainya