Semalam ia datang
Memeluk lalu mencium bibirku
Aku membalasnya
Ia mengatakan ini yang terakhir
Aku diam saja
Peluknya makin erat
Air matanya menetes di pundakku
Aku mengusap kepalanya
Merangkulnya ke tangga menuju kamar
Ia duduk di tepi kasur
Masih menangis
Aku turun mengambil minum
Jelo menghampiri sambil mengibas ekornya
Mungkin ingin tahu apa yang terjadi
Aku kembali ke kamar
Ia masih menangis
Terdengar suara adzan
Hari masih gelap
Sayup ayam bersenandung menanti mentari
Aku duduk didekatnya
Meletakkan bibir gelas ke mulutnya
Ia minum tapi hanya sedikit
Tak lama setelah itu berhenti menangis
Ia menjatuhkan tubuh di kasur
Menarikku lalu merebahkan kepala di dadaku
Aku mengusap-usap rambut coklatnya
Ia tak mengeluarkan sepatah katapun
Aku masih menatap langit-langit
Masih terus mengusap kepalanya
Ia terlihat lebih tenang setelah berbaring di dadaku
Ia terpejam
Aku terpejam
Dunia menghitam
Kami terlelap
Tanpa instruksi cahaya mentari menyelinap masuk
Menggerayangi seluruh wajahku
Aku terbangun dari tidur
Sendiri, ya hanya seorang sendiri
Entah kemana ia pergi
Yang jelas tak lagi ada di sini
Aku bangkit dari kasur
Memandang beberapa tanaman kaktus
Mencoba mengingat apa yang terjadi
Kemudian tersenyum