Thursday 24 June 2021

Larut

Sore itu langit menjadi gelap
Angin menyapa awan selembut belaian
Mungkin air Tuhan akan turun
Mencipta damai di bumi yang tak lagi bersahabat

Berteman segelas gayo hitam yang hampir dingin
Ku tatap langit biru sedikit kelabu
Terlihat samar parasmu di sana
Satu, dua, tiga, dan menghilang
Mungkin aku larut mungkin aku terhanyut

Kuingat ada senyum abadi di bibirmu
Mungkin aku merindukanmu
Atau kamu yang rindu aku

Senyum itu menggerayangi saraf otak
Kemudian menelanjangi imajinasi
Aku yakin milikku, mungkin masih milikku

Ingin ku dengar lanjutan kisah tentangmu
Tentang haru biru cerita asmara
Tentang teman seprofesi
Tentang jalan hidupmu di kota yang baru itu

Tapi maaf jika aku pergi tanpa permisi
Maaf jika aku membentengi diri
Karena aku ingin kamu kembali pada bahagiamu

Dan selamat jika saat rangkaian abjad ini kamu temui
Bahagia itu sudah kembali disisimu
Mari kita lupakan kalimat aku tak bisa hidup tanpamu
Yang dulu pernah terucap merdu dengan tangismu

Aku berterima kasih kepada Tuhan telah menciptamu
Hari ini, dua puluh delapan tahun yang lalu
Kamu lahir dari rahim ibumu
Tumbuh dewasa, hingga akhirnya kita bertemu

Selamat ulang tahun
Semoga hidup berjalan sesuai harap
Dan tetaplah bernafas